π² Peta Hutan Rogojembangan
Pagi itu, udara di hutan Rogojembangan, perbatasan Banjarnegara dan Pekalongan, terasa dingin dan lembap. Kabut tipis menggantung di antara pepohonan pinus dan semak pakis yang masih basah oleh embun. Suara burung bersahutan dari kejauhan, seolah menyambut tim kecil pendaki yang sedang bersiap menuju puncak di arah utara.
Kampleng dan teman-temannya membuka peta lusuh yang mulai lembek terkena kabut. “Biar nggak nyasar, kita tandai aja tiap pos di peta ini,” kata Dempul sambil mengeluarkan spidol. Di peta itu, setiap titik istirahat diberi kode: Pos A di (1,1), Pos B di (1,2), sumber air di (2,1), dan pos pandang di (2,2). Tanpa sadar, mereka baru saja membuat sebuah matriks koordinat — susunan baris dan kolom yang menunjukkan posisi tiap titik di hutan.
“Eh, ini kayak tabel data di Excel ya,” canda Liliput. “Bisa dibilang gitu,” jawab Kampleng sambil tersenyum. “Bedanya, ini tabel versi alam — dan setiap angka di sini punya makna nyata.”
Setiap baris di peta menggambarkan arah selatan–utara, sedangkan setiap kolom menunjukkan arah barat–timur. Ketika disusun, semua titik itu membentuk pola teratur, seperti kisi-kisi perjalanan di dunia nyata. Nah, di situlah konsep matriks muncul: cara matematika menyusun posisi dan data agar bisa dibaca dan diolah dengan mudah.
Bayangkan kalau kamu ingin menghitung jarak antarpos, mencari titik tengah jalur, atau bahkan memutar arah peta — semuanya bisa dilakukan lewat operasi pada matriks. Matriks membantu mengubah koordinat sederhana menjadi arah dan keputusan yang tepat, seperti bagaimana peta membantu pendaki sampai puncak dengan selamat.
“Setiap langkah di hutan punya koordinat. Setiap posisi bisa ditulis dalam bentuk matriks. Karena di alam, keteraturan bukan kebetulan — tapi hasil dari perhitungan.”
π Matriks (Lanjutan) – Perkalian dan Kesamaan Dua Matriks
πΉ 1. Perkalian Matriks
Kalau penjumlahan dan pengurangan matriks itu mudah (asal ukurannya sama), maka perkalian sedikit lebih “menantang”. Tapi tenang, bukan berarti rumit — cuma butuh ketelitian dan sedikit kesabaran… seperti menanak nasi pas camping di gunung π
π Syarat perkalian matriks:
Matriks A bisa dikalikan dengan matriks B jika jumlah kolom A = jumlah baris B.
Artinya, kalau A berukuran m × n dan B berukuran n × p, maka hasil kali AB akan berukuran m × p.
Contoh:
Karena A berukuran 3 × 2 dan B berukuran 2 × 2, maka hasil AB bisa dihitung (karena kolom A = baris B).
Langkah-langkah:
-
Kalikan elemen baris A dengan elemen kolom B yang bersesuaian.
-
Jumlahkan hasilnya.
Hasil:
π Catatan Penting:
-
Perkalian matriks tidak komutatif, artinya AB ≠ BA (bahkan bisa jadi BA tidak terdefinisi).
-
Kalau kamu ubah urutannya, hasilnya bisa benar-benar berbeda.
πΉ 2. Kesamaan Dua Matriks
Kesamaan dua matriks sebenarnya konsep yang simpel banget — tapi sering bikin bingung kalau belum terbiasa.
π Dua matriks dikatakan sama jika:
-
Ukurannya sama (jumlah baris dan kolomnya sama), dan
-
Setiap elemen yang bersesuaian sama besar nilainya.
Contoh:
Jika diketahui matriks A = B ✅
Maka kita bisa mengambil kesimpulan bahwa nilai x adalah 7
π Kesimpulan Ringkas
Konsep | Keterangan |
---|---|
Syarat Perkalian Matriks | Kolom A = Baris B |
Ukuran Hasil | (Baris A) × (Kolom B) |
Sifat | Tidak komutatif |
Kesamaan Matriks | Ukuran sama dan elemen-elemen bersesuaian sama |
πΏ Penutup
Perkalian dan kesamaan matriks ini ibarat kerja tim:
nggak bisa sembarang ganti posisi orang, karena hasilnya bakal beda total.
Dan kalau mau dibilang “tim yang sama”, tiap anggota (elemen) harus benar-benar identik — nggak cukup mirip, harus sama persis π
πLatihan Soal
Diketahui
Tentukan!
- Nilai x jika A = Bα΅
- Matriks hasil perkalian B.C
- Matriks hasil perkalian C.A
- Matriks hasil perkalian B.D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar