Dalam suatu perjalan di gunung Petarangan, saya melihat sejumlah kantong semar tumbuh di kiri-kanan jalur pendakian di tengah hutan. Kantong semar merupakan tumbuhan karnivora yaitu tumbuhan pemakan daging seperti serangga dan hewan-hewan kecil. Banyak yang menyangka kantong pada tumbuhan ini merupakan bunganya. Padahal, kantong ini merupakan daun yang sudah termodifikasi. Kantong ini berfungsi untuk menangkap serangga dan hewan-hewan kecil lainnya. Kantong khusus pada tumbuhan kantong semar ini dilapisi oleh lilin yang sangat licin sehingga menyulitkan serangga yang sudah terperangkap dalam kantong ini untuk naik dan keluar. Kantong ini juga menghasilkan cairan asam yang bernama proteolase yang berfungsi untuk mencerna kerangka keras dan daging serangga. Bentuknya terbilang unik, bulat panjang dan berlubang pada bagian ujungnya. Ada yang bilang mirip tokoh pewayangan Semar dengan perut buncitnya. Karena itulah, tumbuhan ini diberi nama Kantong Semar.
Kantong semar berada pada genus Nepenthes dan termasuk dalam famili monotipik Nepenthaceae. Ia terdiri dari 130 spesies tidak termasuk jenis hibrida alami maupun buatan. Genus ini merupakan tumbuhan karnivor di kawasan tropis meliputi Indonesia, Republik Rakyat Tiongkok bagian selatan, Indochina, Malaysia, Filipina, Madagaskar bagian barat, Seychelles, Kaledonia Baru, India, Sri Lanka, dan Australia. Habitat dengan spesies terbanyak ialah di pulau Kalimantan dan Sumatra.
Ciri fisik
Kantong semar hidup secara epifit atau menempel pada batang pohon. Seperti jenis tumbuhan karnivora lainnya, kantong semar tumbuh baik pada tanah atau tempat-tempat yang miskin unsur hara. Kantong semar ada yang hidup di tempat lembab dan sedikit sinar matahari dan adapula yang hidup di tempat yang terbuka dengan cahaya matahari yang banyak.
Tumbuhan ini dapat mencapai tinggi 15–20 m dengan cara memanjat tanaman lainnya, walaupun ada beberapa spesies yang tidak memanjat. Pada ujung daun terdapat sulur yang dapat termodifikasi membentuk kantong, yaitu alat perangkap yang digunakan untuk memakan mangsanya (misalnya serangga, pacet, anak kodok) yang masuk ke dalam. Kantong ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang tidak tersedia pada habitat tumbuh.
Pada umumnya, Nepenthes memiliki tiga macam bentuk kantong, yaitu kantong atas, kantong bawah, dan kantong roset. Kantong atas adalah kantong dari tanaman dewasa, biasanya berbentuk corong atau silinder, tidak memiliki sayap, tidak mempunyai warna yang menarik, bagian sulur menghadap ke belakang dan dapat melilit ranting tanaman lain, kantong atas lebih sering menangkap hewan yang terbang seperti nyamuk atau lalat, kantong jenis ini jarang bahkan tidak ditemui pada beberapa spesies, contohnya Nepenthes ampullaria. Kantong bawah adalah kantong yang dihasilkan pada bagian tanaman muda yang biasanya tergelatak di atas tanah, memiliki dua sayap yang berfungsi sebagai alat bantu bagi serangga tanah seperti semut untuk memanjat mulut kantong dan akhirnya tercebur dalam cairan berenzim di dalamnya, adapun kantong roset, memiliki bentuk yang sama seperti kantong bawah, namun kantong roset tumbuh pada bagian daun berbentuk roset, contoh spesies yang memiliki kantong jenis ini adalah Nepenthes ampullaria dan Nepenthes gracilis. Beberapa tanaman terkadang mengeluarkan kantong tengah yang berbentuk seperti campuran kantong bawah dan kantong atas.
Habitat
Tanaman ini memiliki penyebaran yang sangat luas dari pinggir pantai sampai dataran tinggi, karena inilah nepenthes dibagi dalam dua jenis yaitu jenis dataran tinggi dan jenis dataran rendah, walau kebanyakan spesies tumbuh di dataran tinggi. Spesies yang tercatat tumbuh di ketinggian paling tinggi adalah Nepenthes lamii yaitu di ketinggian 3,520 m.
Baca juga : Tentang Sebuah Puisi
Kebanyakan spesies tumbuh di tempat dengan kelembaban tinggi dan cahaya dengan tingkat menengah hingga tinggi. Beberapa spesies seperti Nepenthes ampullaria tumbuh di tempat yang teduh dengan tidak terlalu banyak cahaya, sedangkan Nepenthes mirabilis tumbuh ditempat yang terbuka dengan cahaya yang berlimpah. Tanah tempat tumbuh nepenthes biasanya miskin hara dan asam. Beberapa spesies tumbuh di tempat yang sangat beracun bagi tanaman lain seperti Nepenthes rajah yang tumbuh pada tanah dengan kandungan logam berat dan Nepenthes albomarginata yang tumbuh pada pantai berpasir di zona yang terkena siraman air laut, beberapa spesies tumbuh epifit seperti Nepenthes inermis yang tumbuh tanpa bersentuhan dengan tanah. Tanaman lain tumbuh di tanah marginal miskin unsur hara, terutama nitrogen (Seperti tanah gambut, kerangas, tanah kapur, rawa).
Status Perlindungan
Di Indonesia setidaknya terdapat 85 jenis kantong semar. Habitat terbanyak berada di Kalimantan dan Sumatera. Sayangnya, kekayaan jenis kantong semar tersebut masih kurang mendapat perhatian. Menurut data IUCN Red List, sedikitnya 27 spesies terancam punah, bahkan 4 diantaranya merupakan spesies dengan status Critically Endengered (Kritis) dan empat lainnya berstatus Endengered (Terancam).
Sebagai bagian dari kekayaan hayati di Indonesia maka sudah sepantasnya kita menjaga dan melestarikan keberadaannya dengan tidak merusak habitat aslinya dan menjaga lingkungan sekitar kita.
Sumber: Wikipedia, ksdae.menlhk.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar